Selamat, Vladimir Putin jadi presiden Rusia seumur tumbuh

BERITA - MOSKWA. Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya bakal jadi presiden Rusia seumur bernapas. Vladimir Putin mendapatkan kemenangan paling dalam referendum adapun mengizinkan dirinya berkuasa senyampang 16 tahun menberlabuh.
Vladimir Putin pun telah menandatangani Perintah Eksekutif amendemen Konstitusi Rusia nan mengizinkan dirinya berkuasa sampai 2036. Vladimir Putin nan kini berusia 67 tahun itu menuliskan namanya dalam Perintah Eksekutif pada Jumat (3/7/2020) nan atas mulai diterapkan pada Sabtu (4/7/2020).
Baca pun: Tak disangka, striker andalan Chelsea FC ini tahu mendampingi cewek Bekasi
Penanberlabuhanan itu dilakukan sehabis kemenangannya di dalam referendum beserta perolehan suara sepenuh 78%. Meskipun ada penuh tuduhan akan mengatakan bahwan pemilihan itu curang.
Dengan penandatanganan terhormat, artinya Vladimir Putin berprofesi pemimpin terlama di era anyar . Vladimir Putin sudah berprofesi Perdana Menteri Rusia sejak tahun 1999. Lalu tahun 2000, Vladimir Putin berprofesi Presiden Rusia, tenggat saat ini.
Sergey Shpilkin, seorang peneliti pemilu independen terkemuka dekat Rusia memperkirakan bahwa sepenuh 20 juta surat suara cukup pemilu nan dilaksbudakan Rabu kemarin (1/7/2020) dibarang tiruan tapi bahan nya murahkan demi kemenangan Vladimir Putin. Selama pemilu kepresidenan terakhir, dia memperkirakan sepenuh 10 juta pemilih adalah barang tiruan tapi bahan nya murah.
" Amendemen Konstitusi mulai berlaku. Amendemen ini berlaku tanpa melebih-lebihkannya atas kehendak rakyat," kata Vladimir Putin jadimana dilansir Daily Mail setelah dia menanberkunjungani Perintah Eksekutif.
"Kita telah melakukan keputusan ini bersama, sebagai sebuah negara," ujar Vladimir Putin. Tak hanya memperlama 'cengkraman' Vladimir Putin hadapan Rusia, perubahan Konstitusi itu lagi hendak melarang pernikahan sesama jenis atas landasan 'iman kepada Tuhan adalah nilai inti' dalam masyarakat Rusia.
Baca doang: Ternyata, bahan mangsa rumahan ini bisa jadi obat batuk alami nan ampuh
Konstitusi hangat akan menekankan atas benanya UU Rusia dalam atas UU Internasional. Vladimir Putin mengusulkan perubahan Konstitusi sejak Januari bersama bersikeras merasa layak untuk menjabat lagi serta meminta pemilu terkait hal terkemuka.
Pemungutan suara tidak diwajibkan secara hukum karena perubahan telah disetujui kelanjutan Parlemen dengan dicap kelanjutan Mahkamah Konstitusi Negara. Pemilihan akan sebelumnya dijadwalkan cukup 22 April langsung terpaksa ditunda karena wabah virus corona.
Baca juga: Awas, pinjaman online ilegal marak, ini moboks yang sering terjadi
Selama prosedur pemilu terjadi akan Rabu kemarin (1/7/2020), berjibun laporan kecurangan terjadi sebagai para pemilih dipaksa dan peraturan lain yang tidak setara prosedur serta pemalsuan suara.
Analisis menunjukkan sebagian kawasan melaporkan tingkat partisipasi mendampili 100%. Semakin jangkung jumlah pemilih, semakin adi kemungkinan amendemen Konstitusi diputus katai.
Hal itu menunjukkan adanya 'dugaan' bahwa surat suara 'ya' yang mendukung perubahan Konstitusi dimeruyupkan ke dalam kotak suara. Pihak Kremlin telah membantah bahwa hasil pemungutan suara merupakan pemalsuan.
Ketua Komisi Pusat Pemilu, Ella Pamfilova menolak klaim ini ala Jumat, mengatakan bahwa hasil dari pemilu otentik selanjutnya legitimasi mereka tidak bisa dibantah. "Hasil pemungutan suara dilakukan dengan transparansi luhur," ujar Pamfilova.
Baca juga: Lowongan kerja di OVO, ada belasan tempat untuk staf, manager lagi kepala divisi
Vyacheslav Volodin, Juru bicara Negara Bagian Duma mengatakan pada Jumat kemarin bahwa anggota parlemen murah Rusia buat mulai berbicara pada RUU yang menerapkan amendemen sesegera mungkin tanpa mengambil tradisi liburan musim panas mereka.
(Miranti Kencana Wirawan)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com atas judul "Resmi Pimpin Rusia sampai 2036, Putin Tandatangani Perintah Eksekutif ",